pengertian resensi

Menulis resensi merupakan proses menuangkan atau memaparkan nilai sebuah hasil karya atau buku berdasarkan tataan tertentu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pertimbangan baik-buruknya, cermat-cerobohnya, benar-salahnya, kuat-lemahnya, dan manfaat-mubazirnya suatu topik buku (Saryono, 1997:54).

Pada dasarnya, keterampilan menulis resensi tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Selain itu, menulis resensi merupakan suatu proses perkembangan. Seperti halnya, dengan kegiatan menulis pada umumnya, menulis resensi menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, dan keterampilan- keterampilan khusus, serta pengajaran langsung menjadi seorang peresensi.

Dalam menulis resensi, peresensi perlu memperhatikan pola tulisan resensi. Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Menjabarkan berarti mendeskripsikan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dilakukan. Bila perlu bagian-bagian yang mendukung uraian dikutip.

Mengulas berarti menyajikan ulasan sebagai berikut: (1) isi pernyataan atau materi buku sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan, (2) organisasi atau kerangka buku, (3) bahasa, (4) kesalahan cetak, (5) komparasi dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun pengarang lain, dan (6) menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku terutama keunggulan dan kelemahan buku (Samad, 1997:5—6).

Hakikat Resensi
Dunia perbukuan di tanah air semakin marak pada tahun-tahun terakhir. Para penulis, baik yang sudah profesional maupun pemula, berlomba-lomba untuk mengirimkan tulisannya ke penerbit. Beberapa penerbit pun tidak segan-segan untuk mengumumkan secara terbuka akan kebutuhannya terhadap naskah. Perkembangan aktivitas perbukuan pun dibarengi dengan perkembangan media massa.

Media massa berani memberikan ruang untuk para pembaca yang ingin menuangkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kolom surat pembaca, artikel, dan opini untuk edisi harian. Sedangkan tiap minggu tersedia kolom cerpen, humor, dan resensi. Hal ini tentunya merupakan pertanda budaya menulis di Indonesia mulai tumbuh dan berkembang.

Akan tetapi, perkembangan budaya menulis di tanah air belum sepenuhnya dibarengi dengan budaya membaca. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengetahui dan memahami pentingnya membaca. Hal ini seolah menjadi dua sisi mata uang. Namun, dari sudut pandang lain akan menjadi sebuah simbiosis mutualisme antara budaya menulis dengan budaya membaca.

Mengapa bisa dikatakan seperti itu? Dunia perbukuan yang ramai memberi peluang banyaknya buku yang diterbitkan dengan tema serupa. Hal tersebut akan mengakibatkan masyarakat pembaca kebingungan untuk membeli dan membaca buku-buku tersebut. Di sinilah letak hubungan yang saling menguntungkan tersebut. Para penulis yang peduli dengan keadaan ini berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan menyusun resensi. Bentuk tulisan resensi akan sangat membantu para pembaca yang kebingungan ingin memilih, membeli, atau sekedar membaca buku-buku yang terbit tersebut.

Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberi pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu. Resensi memiliki bagian-bagian penting di dalamnya, diantaranya judul resensi, identitas buku, bagian pembuka resensi yang memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan bagian penutup.

Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere yang artinya melihat kembali, menimbang atau menilai. Arti yang sama untuk istilah tersebut dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.

Merujuk pada pengertian secara istilah tersebut, WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mendefinisikan resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah. Pendapat ini diperkuat oleh Samad (1997:1) yang menyatakan bahwa tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku,
membahas, atau mengritik buku.

Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Saryono (1997:56) mengenai definisi resensi, yaitu sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai definisi resensi, dapat disimpulkan bahwa resensi adalah suatu karangan atau tulisan yang mencakup judul resensi, identitas buku, pembukaan dengan memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan penutup kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca, dimiliki, atau dibeli.

sumber : www.google.com 
 
Contoh Resensi :
 

resensi film the karate kid

Sinopsis

Dre Parker (Jaden Smith) adalah seorang anak berumur 12 tahun yang tinggal di Detroit. Suatu hari ibunya, Sherry (Taraji Henson), dipindahkan ke Cina, sehingga Dre harus mengikutinya pindah ke Cina. Meski pada awalnya membenci negara tersebut dan ingin segera kembali ke Amerika, Dre mulai sedikit berubah ketika berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Mei Ying (Wenwen Han). Keakraban keduanya membuat Cheng (Zhenwei Wang), teman Mei, tidak terima. Dengan menggunakan ilmu kungfu yang dimilikinya, dengan mudah ia mengalahkan Dre.

Dre terus dikerjai oleh Cheng hingga suatu ketika Mr Han (Jackie Chan), yang bekerja sebagai petugas pemelihara kebersihan di apartemen tempat Dre dan ibunya tinggal, menolongnya. Mengetahui bahwa Mr Han menguasai kung fu, Dre pun meminta Mr Han untuk mengajarkan kung fu kepadanya. Meski pada akhirnya menolak, pada akhirnya Mr Han mau melakukannya, dengan syarat, Dre mengikuti pertandingan kung fu tingkat nasional yang akan diselenggarakan beberapa bulan kemudian, melawan Cheng dan kawan-kawannya.
Resensiku

The Karate Kid adalah remake dari film lawas dengan judul yang sama yang dibuat pada tahun 1984 silam. Dan syukurlah, tidak seperti kebanyakan film remake yang jadinya justru lebih parah, yang satu ini boleh dikata LUAR BIASA!

Dari sisi plot cerita, meski ada sedikit perbedaan latar belakang, namun secara garis besar sama. Cara Mr Han mengajarkan kung fu kepada Dre dengan menggunakan gerakan umum yang bisa dilakukan sehari-hari juga mirip dengan cara Mr. Miyagi 26 tahun lalu. Dan sudah jelas, adanya turnamen di sesi akhir film juga sama dengan versi aslinya. Yang harus diacungi jempol adalah bagaimana sang sutradara, Harald Zwart, berhasil menampilkan keindahan negeri Cina TANPA harus berkutat pada tembok Cina. Juga pemilihan karakter Mei Ying yang, meski tidak cantik, namun mengentalkan nuansa negeri Cina dalam The Karate Kid.

Dari sisi pemain, Will Smith dan Jada Pinkett Smith sudah jelas bangga melahirkan Jaden Smith. Dengan wajah dan kelakuan yang Will Smith banget, Jaden jelas menunjukkan bakat alaminya sebagai aktor. Bahkan untuk bermain di film ini, ia tidak sungkan untuk belajar kung fu terlebih dahulu selama berbulan-bulan dan melakoni sendiri SEMUA adegan di film tersebut tanpa menggunakan pemeran pengganti. Untuk Jackie Chan rasanya tidak perlu diragukan lagi. Setelah beberapa film terakhirnya yang kualitasnya agak di bawah rata-rata, akhirnya si Drunken Master ini bisa menunjukkan lagi kebolehannya. Peran Taraji Henson sebagai ibu Dre juga tidak boleh dipandang sebelah mata. Meski tidak terlalu sering eksis, namun si nominator Oscar ini mampu membuat film The Karate Kid lebih hidup.

sumber : kapanlagi.com 

1.1Pengertian umum

Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam bahasa Inggris disebut Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.


1.2Abstrak Deskriptif atau Abstract

Sebagai abstrak deskriptif, abstrak hanya menyajikan uraian yang sangat singkat tentang isi tulisan tanpa menyatakan apa yang dibahas dalam aspek-aspek yang tercakup pada tulisan itu sendiri. Dengan kata lain, untuk menjelaskan gagasan utama yang terdapat pada tulisan, Abstrak cukup disusun dalam kalimat tunggal sehingga Abstrak tidak memerlukan perincian yang bersifat detil ataupun contoh-contoh yang bersifat ilustratif. Pandangan penulis tentang karyanya pun tidak akan tampak dalam Abstrak. Pendek kata, pada Abstrak penulis hanya menyajikan hal-hal yang bertalian dengan topik atau menyajikan semata-mata tentang problematika yang terdapat dalam tulisannya. Berikut di bawah ini merupakan satu contoh abstrak yang diambil dari artikel yang ditulis oleh Djoni Dwijono, “Mendayagunakan Komputer Pribadi secara Maksimal dengan Ergonomics” dalam Buletin Informatika No. 13 tahun III/1997, hlm. 74 : Konsep Ergonomics telah melahirkan inovasi-inovasi yang baru di bidang disain mesin dan selalu berkembang dari waktu ke waktu agar mampu menghasilkan mesin yang benar-benar memaksimalkan kemampuan dan daya kerja manusia. Akan tetapi dalam perkembangannya, ergonomics tidak hanya meliputi disain mesin melainkan juga meliputi cara kerja, prosedur-prosedur maupun lingkungan yang mendukung usaha kerja manusia berkat penelitian, pengembangan, dan inovasi yang kreatif.


1.3Abstrak Informatif : Ringkasan(Precise)

Ringkasan merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan dengan memperlihatkan urutan dari isi atau bab-bab yang terdapat dalam tulisan. Dalam bentuknya yang singkat itu, urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan secara proporsional. Pada prinsipnya di dalam ringkasan, gagasan dan pendekatan penulis telah tampak dan problematika berikut upaya pemecahan yang ada dalam tulisan disajikan berurutan sesuai bab-bab yang ada. Adakalanya ilustrasi juga disertakan dalam ringkasan.
Adapun ringkasan dapat dicontohkan dari karya terjemahan yang berjudul Komputer:
Tantangan Baru di Bidang Hukum yang diterbitkan oleh Airlangga Universiti Press pada tahun 1991 : Pembaca tidak harus memiliki pengetahuan yang mendalam baik dalam bidang Ilmu Hukum maupun Ilmu Informatika karena buku ini hanya menyajikan suatu sudut pandang sederhana tentang perubahan yang terjadi dalam ketentuan-ketentuan di bidang hukum dengan meluasnya penggunaan komputer. Bab pertama berisi uraian singkat mengenai cara kerja komputer dan empat bab berikutnya menguraikan akibat-akibat yuridis dari pengunaan komputer ditinjau dari Hukum Perdata, Hukum Pidana, dan Hukum Tata Negara. Dari bab lima hingga bab delapan berisi uraian yang meliputi cara kerja komputer, bank data, otomatisasi oleh penguasa hingga peran komputer di bidang pendidikan yang kesemuanya dapat menjadi titik perhatian para ahli hukum maupun perancang undang-undang. Akhirnya buku ini lebih merupakan sumbang pemikiran agar ilmu hukum dan praktek hukum mampu menjawab tantangan jaman karena masyarakat yang senantiasa berubah.


1.4Abstrak Informatif: Ikhtisar (Summary)

Abstrak yang berbentuk ikhtisar sebenarnya sering digunakan para penulis dalam membuat kutipan secara tidak langsung ataupun di dalam menyimpulkan suatu uraian. Sebagai salah satu bentuk abstrak, ikhtisar juga merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan namun tidak mempertahankan urutan bab-bab yang ada seperti halnya pada ringkasan. Dengan demikian, problematika dan upaya pemecahan yang tersaji dalam tulisan dijelaskan secara ringkas dan bebas tanpa memberikan penjelasan mengenai isi dari seluruh tulisan secara proporsional. Ilustrasi pun kadang juga diperlukan dalam sebuah ikhtisar.
Dari uraian mengenai Abstrak, Ringkasan, dan Ikhtisar, maka dapat diketahui bahwa uraian yang disajikan baik dalam bentuk ringkasan maupun ikhtisar sifatnya tidak sesingkat abstrak. Selain gagasan utama yang dikandung dalam tulisan, pada ringkasan maupun ikhtisar disertakan ilustrasi untuk menjelaskan aspek-aspek yang dibahas dalam tulisan. Pada ringkasan sekalipun penyajiannya menurut bab-bab yang ada, namun adakalanya mengabaikan bab yang kurang penting seperti halnya pada penyusunan ikhtisar.


1.5 Panjang Abstrak

Tidak terdapat patokan yang absolut mengenai besar kecilnya ringkasan maupun ikhitisar namun bagi penulis pemula dapat mempergunakan patokan seperti misalnya apabila jumlah halaman tulisan adalah 250 halaman, maka proporsi untuk ringkasan atau ihtisar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus di bawah ini :

Jumlah halaman X baris setiap halaman X kata dalam dalam satu baris. (250 x 25 x 9 ) = 56.250 kata maka jumlah halaman ringkasan atau 1,1ikhtisar yang dibutuhkan adalah : 56.250 : (25 x 9) = 250 kata = 2,5 halaman dalam 2 spasihalaman berukuran kuarto dalam 1 spasi atau pada kertas berukuran kuarto.
Patokan untuk menentukan jumlah baris dalam satu halaman maupun jumlah kata dalam satu baris seperti digunakan pada contoh di atas adalah berasal dari standar masyarakat ilmiah bahwa huruf yang dipakai untuk karya ilmiah adalah berukuran PICA pada mesin ketik atau sama dengan jenis huruf Times NewRoman 12 pada program pengolah kata MS Word dan sejenisnya.

Rumus untuk menentukan ukuran ringkasan atau ikhtisar seperti di atas hanyalah gambaran umum yang tidak perlu ditetapkan secara ketat karena yang penting adalah ukuran dan keseimbangan proporsional dengan besar tebal tipisnya sebuah tulisan.

Contoh Abstrak:

Kebiasaan Konsumsi Air Minum dan Minuman Lainnya
pada Remaja di Daerah Pantai dan Pegunungan
Dodik Briawan, Hardinsyah, Zulaikhah, Marhamah

Abstrak
Desain studi ini cross-sectional yang dilakukan di Jakarta Utara (pantai) dan di Bandung Barat (pegunungan) dengan suhu rata-rata harian 22oC dan 28oC. Sampel dipililih secara acak dari sekolahan berturut-turut sebanyak 110 orang dan 99 orang dari masing-masing lokasi. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, dan recall selama satu minggu untuk frekuensi konsumsi aneka jenis minuman. Sebagian besar (73,2%) remaja di pegunungan lebih menyukai air minum (air putih) tanpa kemasan. Namun kebiasaan tersebut berbeda untuk di daerah pantai, yaitu proporsi remaja yang mengkonsumsi air minum tanpa kemasan relatif sama dengan air kemasan (52,3% dan 47,7%). Berdasarkan konsumsi minuman seminggu yang lalu, frekuensi konsumsi air minum tanpa kemasan lebih rendah di pantai (3,5 kali/hari) dari pada di pegunungan (4,6 kali/hari). Tetapi untuk frekuensi air minum kemasan lebih tinggi di pantai (3,9 kali/hari) dibandingkan di pegunungan (1,8 kali/hari). Alasan remaja lebih menyukai air minum kemasan dan tanpa kemasan adalah 80-85% karena faktor keamanannya. Jenis minuman lainnya yang disukai remaja adalah teh dan kopi, yaitu dikonsumsi oleh 87% remaja di pantai dan 83% di pegunungan. Frekuensi minuman tersebut 10,3 kali/minggudi pantai dan 11,5 kali/minggu di pegunungan. Susu dan yougurt dikonsumsi oleh 75% di pantai dan 61% di pegunungan, dengan frekuensi berturut-turut sebesar 8,3 kali/mingggu dan 5,5 kali/minggu. Jenis minuman lain seperti jus, minuman karbonasi, minuman elektrolit, jamu, jelly, sari buah frekuensi konsumsinya sangat kecil, yaitu kurang dari 1-2 kali/minggu. Dari pola frekuensi konsumsi minuman tersebut, tampak bahwa air minum kontribusinya paling besar didalam menyumbang total asupan air ke dalam tubuh remaja.
Key words: air minum, frekuensi konsumsi minuman, remaja, pantai, pegunungan



Latar Belakang
            Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi bisnis, bank juga melakukan berbagai kegiatan. Sebagai lembaga keuangan , kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang pokok adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas. Kemudian menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit.
            Dari kegiatan jual beli uang inilah bank akan memperoleh keuntungan yaitu dari selisih harga beli (bunga simpanan) dengan harga jual (bunga pinjaman). Disamping itu kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana adalah memberikan jasa-jasa lainya. Kegiatan ini ditujukan untuk memperlancar kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.
Adapun jenis sumber-sumber dana bank tersebut :
1.      Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari :
a.        Setoran modal dari pemegang saham
b.       Cadangan-cadangan bank
c.        Laba bank yang belum dibagi
2.      Dana yang berasal dari masyarakat luas
Secara umum  kegiatan penghimpunan dana ini dibagi kedalam 3 jenis yaitu :
a.        Simpanan Giro (Demand Deposit)
b.       Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
c.        Simpanan Deposito (Time Deposit)
3.      Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :
a.        Kredit Likuiditas dari Bank Indonesia
b.       Pinjaman antar bank
c.        Pinjaman dari bank-bank luar negeri

Pembahasan
Contoh perhitungan bunga tabungan :
Berikut ini transaksi yang terjadi di rekening tabungan Tutik pada BANK SITI selama bulan Maret:
2/3       setor tunai                                 Rp. 10.000.000,-
5/3       produk kredit giro Z                 Rp.  5.000.000,-
8/3       produk debet deposito K          Rp.  2.000.000,-
17/3     tarik tunai                                 Rp.  3.000.000,-
23/3     pinbuk kredit cek F (BTN)       Rp.  8.000.000,-
Diketahui bahwa suku bunga pada BANK SITI pada saat itu adalah 10%.
Pertanyaan :
a.        Berapa saldo awal bulan April?
b.       Berapa bunga tabungan Tutik bulan Maret?
c.        Berapa saldo akhir bulan Maret dan rekap transaksinya!


LAPORAN REKENING TABUNGAN
NY. TUTIK PER 31 MARET 2010
Tgl.
Transaksi
Debet
Kredit
Saldo
2/3
Kas
     Tab. Tutik    
      10.000.000
     
10.000.000
10.000.000
5/3
Giro Z
     Tab. Tutik
        5.000.000
       
5.000.000
15.000.000
8/3
Tab. Tutik
     Deposito K
        2.000.000
      
2.000.000
13.000.000
17/3
Tab. Tutik
     Kas
        3.000.000 
      
3.000.000
10.000.000
28/3
R/K pd BI
     Tab. tunai
        8.000.000
       
8.000.000
18.000.000


 Nama          : Dwi tyas wulandari
Kelas           : 3ea10
Npm            : 10208406



Atun ( Tabungan, 10 %, Harian )
4/3 Sektor tunai                                   Rp. 10.000.000,-
8/3 Pinbuk debet                                 Rp.   5.000.000,-
18/3 Pinbuk kredit deposito Totok     Rp.   4.000.000,-
25/3 Pinbuk kredit  tabungan Joko     Rp.   8.000.000,-
29/3 Pinbuk debet giro Tutik              Rp.   2.000.000,-
30/3 Pinbuk kreditcek Ani                  Rp.   5.000.000,

30/3
SITI
KARMAN
Cek Tn A                               Rp.  3.000.000,-
Cek Tn B                               Rp.  4.000.000,-
B/G PT C                              Rp.   6.000.000,-
B/G PT D                              Rp.   5.000.000,-

Nota Kredit                           Rp. 10.000.000,-
Cek Ani                               Rp.  5.000.000,-
Cek Jasa                              Rp.  6.000.000,-
Cek Toni                             Rp.  8.000.000,-
B/G PT. X                          Rp. 12.000.000,-
B/ G PT.Y                          Rp. 10.000.000,-
Tolak :
Cek Tn B
B/G PT
Tolak :
Cek Joko
B/G PT Y

SITI 1/3
ASSET
PASIVA
Kas                                    Rp.  50.000.000,-
R/K pada BI                     Rp.  70.000.000,-


Loan                                 Rp.   400.000.000,-
Securities                          Rp.     30.000.000,-
Other Asset                      Rp.     50.000.000,-

Tabungan                          Rp.  150.000.000,-
Giro                                   Rp.  120.000.000,-
Deposito                            Rp.  230.000.000,-



Securities                          Rp.   50.000.000,-

CAPITAL
Total  :                             Rp. 650.000.000,-

Total :                              Rp. 650.000.000,-
ü  Tabungan  (10%)
ü  Deposito   (12%)
ü  Giro           (8%)
ü  Kas            10%
ü  RR              8%
ü  Loan          100%
ü  KUK          20%
ü  Loan           18%
ü  KUK          20%
ü  Loan          18%
ü  KUK          10%
Kasus !
1.      Fortofolio Siti ¼ ?
2.      Bungan Deposit dan Bunga Kredit?
3.      Profit ?
4.      Hasil Kliring ?



JAWABAN:
REKAPITULASI TABUNGAN ATUN
Tanggal

Jurnal
Debet
Kredit
4/3
Rp. 10.000.000,-
Kas
Rp. 10.000.000,-


        Tabungan Atun 

Rp. 10.000.000,-
8/3
Rp. 5.000.000,-
Tabungan Atun
Rp. 5.000.000,-

        Giro

Rp. 5.000.000,-
18/3
Rp. 9.000.000,-
Deposito Totok
Rp. 4000.000,-

        Tabungan  Atun

Rp. 4.000.000,-
25/3
Rp. 17.000.000,-
Tabungan Joko
Rp. 8000.000,-

        Tabungan Atun

Rp. 8.000.000,-
29/3
Rp. 15.000.000,-
Tabungan Atun
Rp. 2.000.000,-

        Giro Tutik

Rp.2.000.000,-
30/3
Rp. 20.000.000,-
R/K pada BI
      Tabungan Atun
Rp. 5.000.000,-
  
Rp. 5.000.000,-
BUNGA
          8/3         10% x 8- 4 x Rp.10.000.000               = Rp. 10.958,90
                                            365
        18/3         10% x 18- 8 x  Rp.5.000.000              = Rp. 13.698,63
                                            365
        25/3         10% x 25- 18 x Rp.9.000.000             = Rp. 17.260,27
                                            365
        29/3         10% x 29-25 x Rp.17.000.000            = Rp. 18.630,13
                                            365
        30/3         10% x 30-29 x Rp.15.000.000            = Rp. 4.109,59
                                            365
        31/3         10% x 31-30+1 x Rp.20.000.000      = Rp. 10.958,90
                                            365
Saldo Tabungan =  Rp. 20.000.000,- + Rp. 75.616,42 =  Rp. 20.075.616,24

Tabungan =  10% x 31-1+1 x Rp.142.000.000      = Rp. 1.206.027,4
                                            365
Total Tabungan = Rp. 1.206.027,4 +Rp. 20.075.616,24 + Rp. 142.000.000
Total Tabungan = Rp. 163.281.643,6

Bungan Deposito = 12% x 31-1+1 x Rp.226.000.000      = Rp. 2.303.342,46
                                                       365
Total Deposito = Rp. 226.000.000 +Rp. 2.303.342,46     = Rp. 228.303.342,5

Bunga Giro = 8% x 31-1+1 x Rp.127.000.000      = Rp. 862.904
                                                       365
Total Giro = Rp.127.000.000 + Rp. 862.904= Rp. 127.862.904
Recuirment Research (RR) = 8% x     Rp. 519.447.890 = Rp. 41.555. 831,2
Excess Research (ER)        = 4 % x Rp.  519.447.890   = Rp. 20.777.915,6


                                            NERACA  BANK  SITI
ASSET
PASIVA
Kas (10%)                         Rp. 51.944.789,-
R/K pada BI                     Rp. 62.333.746,8,-

Kredit :
Komersial      Rp.   415.558.312,-
KUK              Rp.    103.889.578,- +
Total Kredit                   Rp.    519.447.890,-
Tabungan                         Rp. 163.281.643,6,-
Giro                                  Rp. 228.303.342,5,-
Deposito                          Rp.  127.862.904,-+
Deposit                            Rp. 519.447.890,-

Capital                             Rp. 51.944.789,- +
                                        Rp. 571.392.679,-
Securities                        Rp. 62 .333.746,8






Total  :                            Rp  633.726.425,8,-

Total :                           Rp. 633. 726.425,8,-






Menghitung bunga kredit
Bunga Untuk  Kredit Komersial 
18% x 31-1+1 x Rp.415.558.312 = Rp. 64.441.153,8
                          360
Bunga Untuk Kredit KUK
10% x 31-1+1 x Rp.103.889.578 = Rp. 894.604,7     +
                          360
Jumlah bunga kredit                      Rp. 7.335.758,5

Bunga Deposit :
Bunga Tabungan :                          Rp. 1.206.027,4  
Bunga Deposito :                           Rp. 2.303.342,46
Bunga Giro :                                  Rp.     862.904     +
Total Bunga Deposit                      Rp. 4.372.273,86
Profit = I2 –I1
Profit = Rp. 7.335.758,5- Rp. 4.372.273,86 = Rp. 2.963.484,64

Hasil Kliring

SAMPLE

SAMPLE

My studentsite

About this blog

My friends

Powered by Blogger.

Friends

Your Comments


ShoutMix chat widget