BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori dasar
2.1.1 Citra Merek
Kotler (2000), mengatakan bahwa merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tententu kepada pembeli, bukan hanya sekedar simbol yang membedakan produk perusahaan tertentu dengan kompetitornya, merek bahkan dapat mencerminkan enam makna, yaitu :
Atribut.
Setiap merek memiliki atribut, dimana atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar konsumen dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek.
Manfaat
Merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut, mereka mambeli manfaat. Produsen harus dapat menterjemahkan antibut menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional.
Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi konsumen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.
Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya Mercedez mewakili budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Kepribadian
Merek juga memiliki kepribadian yaitu kepribadian bagi penggunanya. Diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang digunakannya.
Pemakai
2.1.2. Manfaat Citra Merek (Brand Image)
Menurut Sutisna (2001:83) ada beberapa manfaat dari citra merek yang positif, antara lain :
- Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek,lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.
- Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan manfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama.
American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2002:460) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Jadi merek membedakan penjual,produsen atau produk dari penjual, produsen atau produk lain.
Kotler (2000), menyebutkan bahwa para pembeli mungkin mempunyai tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra merek adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu : pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda
sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.
Asosiasi terhadap merek merupakan segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Asosiasi merek merupakan kumpulan keterkaitan sebuah merek pada saat konsumen mengingat sebuah merek (Aaker,1996). Asosiasi merek menjadi salah satu komponen yang membetuk ekuitas merek dikarenakan asosiasi merek dapat membentuk image positif terhadap merek yang muncul, yang pada akhirnya akan menciptakan perilaku positif konsumen.
2.1.3 Keputusan membeli
Dalam usaha mempertahankan citra mereknya, perusahaan terlebih dahulu harus dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Maka perusahaan harus dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Maka perusahaan harus mampu memahami bagaimana prilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Assael dalam buku prilaku konsumen dan komunikasi pemasaran (2003:14), yang dikutip oleh Sutiana, SE. M.M, mendefinisikan keputusan pembelian konsumen adalah sebagai berikut :
“ Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan atau disebut need arousal”
2.1.4. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Citra Merek
Menurut Fandi Tjiptono (1999), reputasi perusahaan merupakan bagian dari konsep citra perusahaan (corporate image) merupakan bagian dari konsep kualitas total jasa. Zeithaml (1988 :8) mengemukakan bahwa kualitas yang dirasakan dari suatu produk atau jasa erat kaitannya dengan reputasi yang diasosiasikan dengan nama merek.
Reputasi perusahaan (bagian dari corporate image) lekat dengan reputasi merek, dan
berdasarkan temuan Selnes (1993 : 30) yang mengatakan bahwa kualitas produk ternyata berpengaruh terhadap reputasi perusahaan, yang merupakan bagian dari corporate image atau citra perusahaan. Dari penjabaran mengenai pengaruh kualitas produk (product quality) terhadap citra merek perusahaan
(citra merek) dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:
H2 : Semakin tinggi kualitas produk, semakin tinggi citra merek.
2.1.4. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli
Kualitas produk didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh (Zeithaml,1998 :3) Dalam pada itu Ruyter et al (1996) mengemukakan tentang kaitan antara kualitas layanan dan minat beli. Dalam penelitiannya, diungkapkan bahwa kualitas produk yang baik akan mendorong minat beli konsumen.
Dari paparan di atas dapat diajukan hipotesis berikut:
H3 : Semakin tinggi kualitas produk, semakin tinggi minat beli konsumen.
2.1.5. Pengaruh Minat Beli Terhadap Keputusan Pembelian
Penelitian yang dilakukan oleh Herche (1994) menunjukkan kaitan antara minat beli dan keputusan pembelian. Minat beli konsumen yang tinggi akan mendorong konsumen membeli suatu produk. Sebaliknya, minat beli konsumen yang rendah akan mencegah konsumen untuk membeli produk.
2.3. Perumusan Hipotesis
Dari paparan di atas dapat diajukan hipotesis berikut:
H4 : Semakin tinggi minat beli, semakin tinggi keputusan pembelian.
Berdasarkan paparan di atas dapat diajukan tiga hipotesis sebagai berikut:
H1: Semakin tinggi citra merek, semakin tinggi minat beli konsumen.
H2: Semakin tinggi kualitas produk, semakin tinggi citra merek.
H3: Semakin tinggi kualitas produk, semakin tinggi minat beli konsumen
H4: Semakin tinggi minat beli, semakin tinggi keputusan pembelian.
ANALISIS PENGARUH KUALITAS BARANG X DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat, membuat para pengusaha berusaha mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produknya.Minat pembelian ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu.
Kekawatiran produsen yang terjadi akibat kondisi persaingan yang makin ketat dan beragamnya merek produk yang ditawarkan, dan di satu sisi yang lain konsumen tidak mampu mengingat semua produk yang ditawarkan sehingga hanya produk yang memiliki ciri khas ataupun yang memiliki merek yang kuat saja yang mampu membedakan dengan produk yang lainlah yang akan mudah diingat oleh konsumen. Pada umumnya konsumen bersedia untuk membeli apabila produk sesuai dengan harapan mereka, ketika akan mengkonsumsinya. Sesuai dengan pendapat Parasuraman (1991), konsumen mau mengorbankan uang yang dimilikinya untuk membeli produk tertentu bila produk tersebut mampu memenuhi harapannya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh citra merek terhadap minat beli?
2. Apakah terdapat pengaruh kualitas layanan terhadap citra merek?
3. Apakah terdapat pengaruh kualitas layanan terhadap minat beli?
4. Apakah terdapat pengaruh minat beli terhadap keputusan pembelian?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Menganalisis pengaruh citra merek terhadap minat beli
2. Menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap citra merek
3. Menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap minat beli
4. Menganalisis pengaruh minat beli terhadap keputusan pembelian
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan dari penelitian ini adalah : Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya Manajemen Pemasaran terutama bagi akademisi yang ingin menganalisis pengaruh citra merek dan kualitas layanan terhadap minat beli dan bermuara pada keputusan pembelian.
2. Secara praktis, merupakan bahan masukan dan evaluasi praktek lapangan, khususnya bagi perusahaan tentang citra merek dalam perspektif konsumen berdasarkan strategi pemasaran yang akan dilakukan perusahaan sebagai dasar menentukan langkah strategi pemasaran selanjutnya.
NAMA : DWI TYAS WULANDARI
NPM : 10208406
KELAS : 3EA10
Tema : Brand Image
Judul : ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI DAN DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Pengguna Telepon Seluler Merek Sony Ericson di Kota Semarang)
Pengarang : Eva Sheilla Rahma
Tahun : 2007
PENDAHULUAN
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat, membuat para pengusaha berusaha mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produknya.Minat pembelian ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu.
Kekawatiran produsen yang terjadi akibat kondisi persaingan yang makin ketat dan beragamnya merek produk yang ditawarkan, dan di satu sisi yang lain konsumen tidak mampu mengingat semua produk yang ditawarkan sehingga hanya produk yang memiliki ciri khas ataupun yang memiliki merek yang kuat saja yang mampu membedakan dengan produk yang lainlah yang akan mudah diingat oleh konsumen.
PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah terdapat pengaruh citra merek terhadap minat beli?
2. Apakah terdapat pengaruh kualitas layanan terhadap citra merek?
3. Apakah terdapat pengaruh kualitas layanan terhadap minat beli?
4. Apakah terdapat pengaruh minat beli terhadap keputusan pembelian?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Menganalisis pengaruh citra merek terhadap minat beli
2. Menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap citra merek
3. Menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap minat beli
4. Menganalisis pengaruh minat beli terhadap keputusan pembelian
METODELOGI
Jenis data
Data primer
Jenis data ini diperoleh langsung dari wawancara berdasarkan daftar pertanyaan kepada para konsumen pengguna telepon seluler merek Sony Ericson di kota Semarang saat penelitian ini dimulai.
Data Sekunder
Merupakan jenis data yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Data ini diperoleh melalui literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah maupun data dokumen yang sekiranya diperlukan untuk menyusun penelitian ini, seperti jumlah pengguna telepon seluler merek Sony Ericson di Semarang.
Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara berdasarkan daftar pertanyaan kepada para konsumen .
PEMBAHASAN
Citra Merek
Knapp (2001), mendefinisikan merek sebagai internalisasi sejumlah kesan yang diterima oleh pelanggan dan konsumen yang mengakibatkan adanya suatu posisi khusus dalam ingatan mereka terhadap manfaat emosional dan fungsional yang dirasakan. Sebuah merek dikatakan khusus jika konsumen merasa yakin bahwa merek-merek tersebut benar-benar khusus.
Kualitas Layanan
kualitas pelayanan
adalah fungsi dari apa yang diterima secara aktual oleh pelanggan (kualitas teknis), dan bagaimana cara layanan tersebut disampaikan (kualitas fungsional)
Minat Beli
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam melakukan pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu
Keputusan Pembelian.
Keputusan pembelian merupakan muara akhir dari penelitian ini yang memiliki dimensi yaitu daya taruk, kemantapan membeli, dan sesuai kebutuhan
KESIMPULAN
Pada penelitian dapat disimpulkan bahwa citra merek dan kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen, dan minat beli konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sehingga penelitian ini dapat memberikan jawaban atas masalah dalam penelitian ini yaitu rendahnya sensitivitas konsumen terhadap harga menunjukkan bahwa merek menjadi prioritas utama dalam menentukan pilihan diantara handphone yang beredar di pasar. Sehingga dalam meningkatkan keputusan pembelian dari konsumen perlu meningkatkan minat membeli terlebih dahulu melalui citra merek yang tinggi dan kualitas layanan yang prima. Untuk menjawab masalah dalam penelitian, maka Sony ericson perlu melakukan meningkatkan citra merek untuk meningkatkan minat membeli sebelum mengambil keputusan untuk membeli melalui aktivitas promosi sesuai dengan pangsa pasar yang dituju karena dengan pengenalan merek yang sesuai dengan pasar yang dituju akan menimbulkan image yang baik terhadap produk yang ditawarkan, misalnya melalui konser-konser musik untuk pangsa pasar anak muda, kegiatan amal untuk pangsa pasar orang
NAMA : DWI TYAS WULANDARI
NPM : 10208406
KELAS : 3EA10
Tema : Brand Image
Judul : PENGARUH BRAND IMAGE HONDA SUPRA X 125R TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI KONSUMEN PADA PT. MACARONI MANDIRI PERKASA SUBANG
Pengarang : Kartono
Tahun : 2007
PENDAHULUAN
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini, memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan otomotif. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor diikuti dengan bertambahnya merk dan jenis kendaraan baru tentu menjadi salah satu penyebab perkembangan otomotif diindonesia dan mencerminkan semakin maraknya persaingan dalam dunia industry otomotif. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat ini ditambah dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat, maka para pelaku industri otomotif harus dapat mendefinisikan kebutuhan pelanggan dengan hati-hati dalam merancang produk yang sesuai keinginan dan harapan konsumen.
Desain penambahan atribut, dan fitur teknologi yang menjadi andalan bagi setiap pabrikan otomotif, khususnya sepeda motor harus diperhatikan. Honda dengan inovasi terbarunya mengeluarkan kembali sepeda motor kelas bebek dengan nama Honda Supra X 125R. Fitur teknologi menjadi andalan baru Honda berupa SASS.
Saat ini pasar sepeda motor Honda diindonesia merupakan pasar sepeda motor terbesar ke-3 didunia. Menanggapi hal tersebut untuk memenangkan persaingan pasar, perusahan harus mempunyai stretegi pemasaran yang tepat untuk produknya.diantara sekian banyak strategi pemasaran, perusahaan dihadapkan pada keputusanpemberian merk. Konsumen memandang merk sebagai bagian terpenting dari produk, karena pemberian merk menambah nilai produk. Suatu merk yang kuat dikatakan memiliki kesetiaan konsumen, hal ini diperkuat dengan bukti bahwa konsumen tetap menginginkan suatu merk dan menolak menggantinya walaupun harga produk pengganti dari perusahaan lain lebi murah.
Melaksanakan penelitian ini penulis berharap merek Honda supra X 125R dapat diidentikan memiliki citra yang baik sehingga dapat tersimpan dibenak konsumen yang pada akhirnya dapat menciptakan keputusan pembelian konsumen. Bedasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menyajikan dalam suatu karya ilmiah berupa jurnal dengan judul “PENGARUH BRAND IMAGE HONDA SUPRA X 125R TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI KONSUMEN PADA PT. MACARONI MANDIRI PERKASA SUBANG
PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap brand image sepeda motor Honda supra x 125R
2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor honda supra x 125R
3. Seberapa besar pengaruh brand image sepeda motor Honda supra x 125R terhadap keputusan pembelian pada PT. Marconi Mandiri Perkasa
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap brand image sepeda motor Honda supra X 125R
2. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor Honda Supra X 125R
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh brand image sepeda motor Honda Supra X 125R terhadap keputusan pembelian pada PT. Macaroni Mandiri Perkasa Subang.
METODELOGI
Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yang telah mengisi kuesioner penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik kuesioner (angket).
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa ekuitas merek pelumas Enduro 4T masih lemah. Hal ini karena elemen-elemen ekuitas merek yang terdiri dari elemen kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand asociation), persepsi kualitas (perceived quality), dan loyalitas merek (brand loyalty) masih rendah. Suatu merek dikatakan
memiliki ekuitas merek yang kuat apabila kesadaran mereknya berada pada tingkatan yang paling atas yaitu top of mind, asosiasi merek yang terbentuk banyak dan membentuk brand image, persepsi kualitas secara keseluruhan baik, dan loyalitas mereknya juga baik berada pada kategori committed buyer.
Keempat elemen utama dalam penelitian ini mempunyai peran yang besar dalam membangun ekuitas merek yang kuat. Elemen-elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk ekuitas merek. Semakin kuat masing-masing elemen tersebut, maka semakin kuat pula ekuitas secara keseluruhan. Dimulai dari elemen kesadaran merek, kesadaran merek yang tertanam dibenak konsumen akan menciptakan asosiasi-asosiasi merek yang terkait dengan merek produk tersebut. Asosiasi merek yang telah tercipta akan menjadi persepsi kualitas terhadap merek produk tersebut di mata konsumen. Kemudian persepsi kualitas keseluruhan dari suatu produk akan menciptakan loyalitas terhadap merek produk tersebut. Dengan kata lain, loyalitas terbentuk dari persepsi kualitas, persepsi kualitas terbentuk dari asosasi merek, dan asosiasi merek terbentuk karena adanya kesadaran merek.
HASIL DAN KESIMPULAN
Hasil analisis elemen-elemen ekuitas merek pelumas Enduro 4T dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekuitas merek pelumas Enduro 4T masih lemah. Hal ini karena elemen-elemen ekuitas merek yang terdiri dari elemen kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand asociation), persepsi kualitas (perceived quality), dan loyalitas merek (brand loyalty) masih rendah.
1. Kesadaran Merek
Kesadaran merek pelumas Enduro 4T belum mencapai tingkat top of mind sehingga kesadaran mereknya masih rendah.
2. Asosiasi Merek
Pelumas merek Enduro 4T memiliki sedikit asosiasi sehingga asosiasi mereknya masih rendah.
3. Persepsi Kualitas
Pelumas Enduro 4T memiliki persepsi kualitas secara keseluruhan yang masih kurang baik sehingga persepsi kualitasnya masih rendah.
4. Loyalitas Merek
Loyalitas terhadap merek Enduro 4T belum mencapai tingkat committed buyer sehingga loyalitas mereknya masih rendah.
NAMA : DWI TYAS WULANDARI
NPM : 10208406
KELAS : 3EA10
Tema : Brand Image
Judul : LOYALITAS MEREK SEBAGAI DASAR STRATEGI
PENENTUAN HARGA(SEBUAH KAJIAN)
Pengarang : Emmy Indrayani
Tahun : 2004
PENDAHULUAN
Loyalitas konsumen terhadap merek mempunyai berbagai tingkatan, dari loyalitas yang paling rendah hingga loyalitas yang paling tinggi. Semakin tinggi loyalitas terhadap suatu merek makin sulit konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk harga. Dalam menentukan harga produk, terutama perubahan harga untuk produk yang sudah dikenal, perlu dilihat faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan penentuan harga tersebut. Selain biaya dan laba, perlu dipertimbangkan faktor psikologis termasuk diantaranya tingkat loyalitas konsumen. Pada masing-masing tingkatan loyalitas merek ditentukan strategi khusus dengan tujuan tidak merusak loyalitas yang sudah tercipta dikarenakan kesalahan penentuan harga.
Strategi penentuan harga harus mempertimbangkan sampai dimanakah tingkat loyalitas konsumen terhadap merek tertentu, apakah masih dalam skala kognitif saja, ataukah sudah mencapai tingkat devosi. Menurut Pimentel dan Reynolds (2004) devosi konsumen terhadap merek adalah tingkat loyalitas yang sangat intens sehingga tidak terpengaruh oleh harga yang tinggi, skandal, publisitas buruk, kinerja buruk maupun hilangnya aktivitas promosi.Beberapa ahli juga menyebutnya sebagai merek religius, yang disebut sebagai tingkat tertinggi dari loyalitas merek. Dengan demikian diharapkan penelitian ini akan menemukan strategi khusus dalam penentuan harga untuk masing-masing tingkatan loyalitas merek.
PERUMUSAN MASALAH
1. faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap loyalitas merek
2. apakah perubahan harga berpengaruh pada loyalitas merek
3. sejauh manakah sensitifitas loyalitas merek terhadap perubahan harga dan strategi penentuan harga yang bagaimanakah yang sesuai untuk masing-masing tingkat loyalitas merek.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk menyelidiki sensitifitas loyalitas terhadap perubahan harga, dan juga strategi penentuan harga,untuk masing-masing tingkatan loyalitas, dengan didahului oleh pengukuran tingkat loyalitas itu sendiri pada merek-merek tertentu yang akan ditentukan sebagai sampel.
METODELOGI
Jenis data
Data Sekunder
Merupakan jenis data yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Data ini diperoleh melalui literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah maupun data dokumen yang sekiranya diperlukan untuk menyusun penelitian ini.
PEMBAHASAN
Merek
Merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Merek merupakan sebuah nama, istilah, tanda,simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk megenali produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan Amstrong, 1996)
Loyalitas merek
loyalitas merek adalah respon perilaku yang bersifat bias, terungkap secara terusmenerus oleh unit pengambilan keputusan dengan memperhatikan satu atau beberapa merek alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis.
Strategi penentuan harga
Penentuan harga memiliki berbagai macam strategi sesuai dengan tahap yang dilalui oleh sebuah produk atau jasa. diantaranya mengelompokkan strategi penentuan harga sebagai berikut: Pertama, strategi penetapan harga produk baru, yakni penetapan harga untuk meraup pasar dan penetapan harga untuk penetrasi pasar. Kedua, strategi penetapan harga bauran produk, yakni penetapan harga lini produk, penetapan harga produk pilihan, penetapan harga produk terkait, penetapan harga produk sampingan, dan penetapan harga paket produk. Ketiga, strategi penyesuaian harga, yang terdiri dari penetapan harga diskon dan pengurangan harga, penetapan harga tersegmentasi, penetapan harga psikologis, penetapan harga untuk promosi, penetapan harga murah dan penetapan harga berdasarkan geografik.
KESIMPULAN
Sesuai dengan yang telah diuraikan di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki sensitifitas loyalitas terhadap perubahan harga, dan juga strategi penentuan harga untuk masing-masing tingkatan loyalitas, dengan didahului oleh pengukuran tingkat loyalitas itu sendiri pada merek-merek tertentu yang akan ditentukan sebagai sampel. Berdasarkan maksud tersebut maka dapat dirumuskan masalah faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap loyalitas merek, apakah perubahan harga berpengaruh pada loyalitas merek, sejauh manakah sensitifitas loyalitas merek terhadap perubahan harga dan strategi penentuan harga yang bagaimanakah yang sesuai untuk masing-masing tingkat loyalitas merek.