Kliring  adalah  suatu  tata  cara  perhitungan  utang  piutang  dalam  bentuk  surat-surat  dagang  dan  surat-surat  berharga  dari  suatu  bank  terhadap  bank  lainnya,  dengan  maksud  agar  penyelesaiannya  dapat  terselenggara  dengan  mudah dan  aman,  serta  untuk  memperluas  dan  memperlancar  lalu  lintas  pembayaran  giral.

Lalu  lintas  pembayaran  giral  adalah,  suatu  proses  kegiatan  bayar  membayar  dengan  warkat  atau  nota  kliring,  yang  dilakukan  dengan  cara  saling  memperhitungkan  diantara  bank-bank,  baik  atas  beban  maupun  untuk  keuntungan  nasabah  ybs.
Giral  adalah  simpanan  dari  pihak  ketiga  kepada  bank  yang  penarikannya  dapat  dilakukan  setiap  saat  dengan  menggunakan  cek,  surat  perintah  pembayaran  lainnya,  atau dengan  cara  pemindah  bukuan.

Penyelenggara Kliring

Penyelenggara kliring adalah pihak yang mengkoordinasikan kegiatan kliring. Penyelenggara kliring di Indonesia di pegang oleh Bank Indonesia, baik kantor pusat dan kantor-kantor BI yang tersebar dibeberapa daerah. Jika dalam wilayah kliring tertentu tidak ada kantor BI, maka BI akan menunjuk salah satu bank (biasanya bank milik pemerintah) yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Wilayah Kliring

Wilayah kliring adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh BI sebagai tempat diadakannya kliring. Wilayah tersebut dikenal sebagai tempat penyelenggaraan kliring lokal yang biasanya setingkat kota atau kabupaten.

Peserta Kliring

Peserta kliring adalah bank yang berada di wilayah kliring tertentu yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Dalam proses kliring manual, peserta kliring akan diwakili oleh seorang petugas khusus yang disebut dengan clearing man atau clearing girl.
Peserta  kliring  dapat  dibedakan  menjadi  dua  macam  :
  • Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung dengan B I atau melalui PT Trans Warkat sebagai perantara dengan B I.
Contoh :  Bank  Retail,  Bank  Devisa
  • Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum terdaftar sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melaui bank yang telah terdaftar sebagai peserta kliring.
Contoh :  BPR

Warkat / Nota kliring

Adalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti :
-      cek,
-      bilyet  giro,
-      wesel  bank  untuk  trasfer  atau  wesel  unjuk,
-      bukti-bukti  penerimaan  transfer  dari  bank-bank,
-      nota  kredit,  dan
-      surat-surat  lainnya  yang  disetujui  oleh  penyelenggara  ( B I )
Syarat-syarat warkat yang dapat dikliringkan :
-      Ber valuta  Rupiah
-      Bernilai  nominal  penuh
-      Telah  jatuh  tempo  pada  saat  dikliringkan  dan
-      Telah  dibubuhi  cap  kliring
Jenis – jenis warkat kliring :
1.     Warkat  debet  keluar,  yaitu  :  warkat  bank  lain  yang  disetorkan  oleh  nasabah  sendiri  untuk  keuntungan  rekening  nasabah  yang  bersangkutan.
2.      Warkat  debet  masuk,  yaitu  :  warkat  yang  diterima  oleh  suatu  bank  dari  bank  lain  melalui  B I  atas  warkat  atau  cek  bank  sendiri  yang  ditarik  oleh  nasabah  sendiri  dan  atas  beban  nasabah  yang  bersangkutan.
 
Contoh  :
Ndari  nasabah  bank  Permata  Semarang  menerima  pembayaran  dari  Sigit  nasasbah  bank  Niaga  Semarang  berupa  cek.  Cek  tersebut  disetorkan  oleh  Ndari  ke  bank  Permata,  maka  cek  tersebut  dapat  dikatakan  sebagai  warkat  debet  keluar.
·          
    • Warkat  debet  masuk,  yaitu  :  warkat  yang  diterima  oleh  suatu  bank  dari  bank  lain  melalui  B I  atas  warkat  atau  cek  bank  sendiri  yang  ditarik  oleh  nasabah  sendiri  dan  atas  beban  nasabah  yang  bersangkutan.
Contoh  :
Bila  bank  Permata  Semarang  menerima  cek  dari  bank  Niaga  Semarang  atas  cek  yang  telah  ditarik  Andi  nasabah  sendiri,  maka  cek  tersebut  merupakan  warkat  debet  masuk  bagi  bank  Permata.
  • Warkat  kredit  keluar,  yaitu  :
warkat dari  nasabah  sendiri  untuk  disetorkan  kepada  nasabah  bank  lain  pada  bank  lain.
Bank  yang  menyerahkan  warkat  tersebut  akan  mengkreditkan  rekening  giro  BI  dan  mendebet  giro  nasabah.
  • Warkat  kredit  masuk,  yaitu  :
warkat  yang  diterima  oleh  suatu  bank  untuk  keuntungan  rekening  nasabah      bank  tersebut.
Bank  yang  menerima  warkat  tersebut  akan  mendebit  rekening  giro  B I  dan  mengkredit  giro  nasabah.

Warkat yang bukan kliring

  • Warkat-warkat  yang  belum memenuhi  syarat-syarat  warkat  kliring.
  • Penyetor  warkat  kepada  penyelenggara  untuk  keperluan  penyelesaian  saldo  negatif  atau  saldo  debet.
  • Penyetoran  warkat  kepada  penyelenggara  untuk  pelaksanaan  transfer  dalam  rangka  pelimpahan  likuidasi  dari  suatu  peserta  kepada  kantor-kantor  cabangnya  yang  lain.
  • Penyetoran-penyetoran  lain  yang  ditetapkan  B I  berdasarkan  kebutuhan.

Jenis-Jenis Kliring

  • Kliring umum, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang pelaksanaannya diatur oleh B I.
  • Kliring lokal, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang berada dalam suatu wilayah kliring (wilayah yang ditentukan).
  • Kliring antar cabang, adalah : sarana perhitungan warkat antar kantor cabang suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah kota. KLiring ini dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari sauatu kantor cabang untuk kantor cabang lainnya yang bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.

Rumus Perhitungan Kliring

Dalam proses kliring, suatu bank dapat dikatakan menang kliring (lending bank) atau kalah kliring (borrowing bank). Posisi menang atau kalah dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
(Debit Keluar  +  Kredit Masuk)  -  (Debit Masuk  +  Kredit Keluar)
Jika nilainya positif berarti menang kliring, sedangkan jika negatif berarti kalah kliring.
Transaksi  kliring  otomatis  dapat  dipecah  menjadi  dua  jenis  :
  • Transaksi local (intraregional), bank penarik mempersiapkan seluruh warkat untuk dikirim ke bank tertarik. Disini bank penarik akan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kebenaran cek, membedakan apabila transaksi tersebut berasal dari bank sendiri, kemudian menyampaikan data tersebut kepada lembaga kliring.
  • Transaksi antar daerah (interregional), bank penarik akan menyampaikan transaksinya kepada pusat pengolahan data di lembaga kliring lokal. Transaksi-transaksi disortir oleh bank penarik dalam lokasi yang bersangkutan. Volume data yang besar ini akan digabung menjadi suatu ringkasan arsip untuk setiap lokasi, kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap lokasi lainnya untuk diproses lebih lanjut.

Waktu  pertemuan  kliring biasanya  diatur  sebagai  berikut :
Senin  sampai  dengan  Jumat:
Kliring I :  Pukul  10.30 – 14.30
Kliring II :  Pukul  13.00 – 14.00
Sabtu :
Kliring I :  Pukul  10.00 – 11.00
Kliring II :  Pukul  12.00 – 13.00
Pembukuan  Transaksi  Kliring  :
Kasus : Kembali ke ilustrasi  kliring.
Pada  saat  bank  ABC  menerima  warkat  giro dari  bank  Omega
Kedua  bank  akan  mencatat  transaksi  kliring tersebut  sbb.
Pembukuan  transaksi  kliring ini  dapat  ditampung  pada  rekening  sementara  “Kliring”  atau  langsung  ke  rekening  giro  pada  B I.
Pada  bank  ABC – cabang  Jakarta
Pada  saat  terima  warkat  dari  Tn.  Sigit  untuk  disetorkan  ke (menambah)  rekening  giro  Ny. Dita.
D :  Kliring Rp.  30.000.000,-
K :  Giro – Rek.  Ny. Dita   Rp.  30.000.000,-
Setelah  diketahui  hasilnya  baik,  biasanya  pada  waktu  kliring kedua  akan  dinihilkan  rekening  Kliring.
D :  B I – Giro  Rp.  30.000.000,-
K :  Kliring Rp.  30.000.000,-
Pada  bank  Omega – cabang  Jakarta
Pada  saat  menerima  warkat  nasabahnya  sendiri  (warkat  Tn.  Sigit)  akan  membebankan  rekening Tn. Sigit  dengan  jurnal  sbb :
D :  Giro – Rek.  Tn.  Sigit  Rp.  30.000.000,-
K :  B I – Giro    Rp.  30.000.000,-
Bang  Omega  dapat  langsung  mengkredit  rekening  giro  pada  BI  arena  cek  tersebut  adalah cek  dari  nasabahnya  sendiri.
Apabila  Tyas  seorang  nasabah  bank  Omega – cabang  Jakarta  menyerahkan  sebuah  warkat  Giro  senilai  Rp.  50.000.000,-  kepada  bank  untuk  diserahakan  kepada  Grace,  salah  seorang  nasabah  bank  Lippo  cabang  Jakarta,  oleh  kedua  bank  akan  dibukukan  sebagai  berikut :
Pada  bank  Omega  cabang  Jakarta
Pada  saat  menerima  amanat  dan  warkat  dari  Tyas,  akan  dibukukan  sebagai  berikut :
D :  Giro  -  Rek.  Tyas  Rp.  50.000.000,-
K :  B I – Giro     Rp.  50.000.000,-
Pada   bank Lippo  cabang  Jakarta
Pada  saat  menerima  warkat  setoran  untuk  menambah  rekening  Grace,  dibukukan  sbb.  :
D :  B I – Giro   Rp.  50.000.000,-
K :  Giro  -  Rek.  Grace    Rp.  50.000.000,-
NERACA  KLIRING
Pada  akhir  hari  kliring,  akan  dibuatkan  neraca  kliring sebagai  laporan  akhir  transaksi  kliring.
Apabila  dalam  pembukuan  transaksi  kliring,  bank  Omega  selalu  mempergunakan  rekening  sementara    kliring dan  pendebetan  atau  pengkreditan  rekening  giro  pada  B I  dilaksanakan  pada  akhir  hari  kliring,  untuk  mengetahui  apakah  bank  menang  atau  kalah  klring,  maka  kekalahan  kliring diatas  akan  dibukukan  sebagai  berikut  :
D :  Kliring Rp.  80.000.000,-
K :  B I – Giro     Rp.  80.000.000,-
Dilihat  dari  sudut  B I ,  tidak  akan  terdapat  selisih  pendebetan  maupun  pengkreditan  rekening  giro  masing-masing  bank  peserta  kliring.
Jml.  Kredit………………Rp. 80 jt
Jml.  Debet..…………….Rp. 80 jt
Bank  ABC………………Rp. 30 jt
Bank  Lippo……………..Rp. 50 jt
Bank  Omega……………Rp. 80 jt
Nama  Bank  yg  menang  kliring
Nama  Bank  yg  kalah  klring
NERACA  KLIRING Tgl…………
Selanjutnya  untuk  mencatat  transaksi  hasil  kliring diatas,  oleh  B I  akan  dibukukan  sbb.  :
D :  Giro – Bank  Omega  Rp.  80.000.000,-
K :  Giro – Bank  ABC    Rp.  30.000.000,-
K :  Giro – Bank  Lippo    Rp.  50.000.000,-
Melalui  kalah  atau  menang  kliring ini,  oleh  B I  akan  dipantau  saldo  minimum  dari Reserve  Reqiurement.
Bila  suatu  bank  reserve  requirement-nya  lebih  rendah  dari  pada  apa  yang  seharusnya  dipelihara,  maka  kepada  bank  yang  tidak  memenuhi  persyaratan  tersebut  akan  dikenakan  denda  oleh  B I.
Yang  dimaksud  dengan  kliring otomatis  adalah :
Terjadinya  pertukaran  data  secara  elektronik  melalui pemrosesan  dengan  mesin  dalam  bentuk  standar  yang  telah  diformat  terlebih  dahulu.
Selain  itu,  pemrosesan  elektronik  juga  melibatkan  pengiriman  media  penyimpanan  data  komputer.  Media  ini  merupakan  media  utama  untuk  transaksi  kliring dengan  otomatis,  atau  lazim  dikenal  dengan  Automatic  Clearing  House  (ACH).
Dalam  pemrosesan  data  secara elektronik  ini,  mesin  akan membaca  Magnetic  Ink  Character  Recognition,  atau  MICR pada  setiap  lembar  cek  nasabah.
Transaksi  kliring otomatis  dapat  dipecah  menjadi  dua  jenis  :
  • Transaksi  local  (intraregional),  bank  penarik  mempersiapkan  seluruh  warkat  untuk  dikirim  ke  bank  tertarik.  Disini  bank  penarik  akan  memeriksa  kelengkapan  data,  memeriksa  kebenaran  cek,  membedakan  apabila  transaksi  tersebut  berasal  dari  bank  sendiri,  kemudian  menyampaikan  data  tersebut  kepada  lembaga  kliring.
  • Transaksi  antar  daerah  (interregional),  bank  penarik  akan  menyampaikan  transaksinya  kepada  pusat  pengolahan  data  di  lembaga  kliring lokal.  Transaksi-transaksi  disortir  oleh  bank  penarik  dalam  lokasi  yang  bersangkutan.  Volume  data  yang  besar  ini  akan  digabung  menjadi  suatu  ringkasan  arsip  untuk  setiap  lokasi,  kemudian  arsip  ini  dipindahkan  ke  tiap  lokasi  lainnya  untuk  diproses  lebih  lanjut.  (sumber: http://masodah.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6400/AKUNTANSI++KLIRING.doc).



0 comments:

Post a Comment

SAMPLE

SAMPLE

My studentsite

About this blog

My friends

Powered by Blogger.

Friends

Your Comments


ShoutMix chat widget