Bagi sebagian kaum hawa, mungkin merawat kesehatan dan kecantikan kulit dan rambut merupakan hal terpenting, disamping rutinitas kesibukan yang ada. Berbagai macam produk perawatan banyak ditawarkan mulai dari sekedar creambath, facial, spa, dan lain sebagainya. Tentunya dengan harga yang bervariatif yang lumayan mengurus kocek, tapi bagi sebagian kaum hawa mungkin itu tidak seberapa demi menjaga penampilan dan rasa percaya diri.
Menjamurnya bisnis usaha salon kecantikan, menjadikan sebagian oknum nakal yang ingin merogok keuntungan lebih besar dengan bisnis esek-esek berkedok salon kecantikan. Tentunya dengan layanan “plus-plus” bagi pengunjung kaum adam.
Pengalaman dari kisah nyata,
Berawal dari rasa penasaran saya, membawa saya ke sebuah salon kecil yang terletak dibilangan daerah Tebet, Jakarta Selatan. Entah kenapa saya ingin datang ke sebuah salon kecil yang bukan langganan biasa salon saya. Yah,,, buat sekedar pijit-pijit kepala alias “creambath” nyoba kan ga ada salahnya, and kebetulan juga diajak sama saudara laki-laki saya. Hhmm,,, ternyata cowok juga eksis kalo masalah penampilan..
Setibanya kami tepat di depan pintu salon, tidak ada peralatan salon yang wahh seperti salon kecantikan pada umumnya. Yang ada cuma dua set kursi rias yg menghadap kaca, satu tempat buat cuci rambut, dan satu kursi panjang. Hhmm,,, ni salon kecil amat yak,, biasa aja!
Ada dua wanita cantik yang berdiri melihat kedatangan kami. Salah satu wanita cantik itu berkata, “Mau apa mbak?”. Seraya kaget melihat wanita berjilbab seperti saya datang ke salonnya.
Emmmm,,, mau creambath mbak. Lalu wanita cantik ini mempersilahkan saya duduk di kursi tempat cuci rambut. Selesainya dicuci rambut saya, perasaan saya mulai aneh ketika mbak yang cantik ini berceloteh “yahh,, cream nya abis mbak”. Cream avocado juga boleh mbak, kalo yang ginseng ga ada, “sahutku”. Yahhh,,, yang ginseng juga abis ni mbak, “kata mbak cantik yang melayaniku ini sambil mengkoret-koreti sisa cream yang ada”. Haduuhhh,, ini rambut udah terlanjur dibasahin lagi, gumamku dalam hati.
Keanehan pun mulai terasa, ketika salah seorang wanita cantik dan seksi duduk menhampiri saudara laki-laki saya yang sedang duduk di kursi panjang seraya berkata lembut, “mas mau apa? Mau pijit-pijit disini juga bisa”, seraya berbisik pelan “plus-plus lho mas”.
Walahhh,,, indikasi salon esek-esek pun tak terhindarkan.
Hhuhhh,,, mendengar perkataan tadi membuat saya ingin segera lari keluar dari tempat ini. Tuhan,,, kenapa langkahku menuju tempat ini,,,?? Mungkin saya perempuan berjilbab yang pertama kali datang ketempat ini. Hhehh,,,^_^
Kemudian dengan seadanya, mbak yang melayaniku ini merapikan rambutku. Alhasil, jadi apa ni rambut gue,,,??? “ cerutuku”.
Merasakan aura yang sangat tidak enak, membuat saya segera ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu dan menanyakan berapa ongkosnya mbak?. Emmm….. 10ribu aja mbak, iya sepuluh ribu rupiah aja,”kata mbak yang melayaniku tadi”.
Tulisan dibagian kaca depan salon sebenarnya sudah menandakan dengan tulisan “Salon Pria dan Wanita”, tapi kok yang ditawarkan salon “plus-plus” yak??
Hhuhh,,, sebuah pengalaman yang menggelikan.
Usaha bisnis salon yang sesungguhnya melayani perawatan & kecantikan kulit dan rambut, namun nyatanya kini dicemari usaha prostitusi yang terselubung. Yupp,,, tentunya bagi oknum nakal yang ingin meraup untung lebih besar dengan layanan “plus-plus” di atas ranjang.
Tentu saja ini melanggar etika bisnis yang ada, baik dari sudut pandang moral dan hukum. Ya tentu saja bisnis usaha yang tak bermoral serta melanggar hukum bagi oknum nakal yang berbisnis esek-esek dengan berkedok salon kecantikan, itu sama saja mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul orang lain dan mengambil keuntungan dari pelacuran.
So,, jangan ditiru ya,,,!!!

Sumber Info:
http://www.radarbanten.com

SAMPLE

SAMPLE

My studentsite

About this blog

My friends

Powered by Blogger.

Friends

Your Comments


ShoutMix chat widget