ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN

Latar belakang

Menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis mengenai suatu topic kita harus berfikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya.
Setiap saat selama hidup kita, terutama dalam keadaan jaga, kita selalu berfikir merupakan kegiatan mental. Pada waktu kita berfikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini mungkin tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya melamun. Kegiatan yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berfikir yang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar.
Badasarkan uraian diatas, dapatlah dicatat bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif

ISI

Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum bedasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi
Penalaran induktif mungkin merupakan generalisasi, analog, atau hubungan sebab-akibat. Generalisasi adalah proses penalaran bedasarkan pengamatan sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Didalam analog kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala ditarik bedasarkan pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab-akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat.

Penalaran deduktif
Deduktif dimulai dengan premis yaitu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Kesimpulannya merupakan implikasi pernyataan dasar itu. Artinya apa yang dikemukakan didalamya kesimpulan secara tersirat telah ada dalam pernyataan itu.
Jadi sebenarnya proses deduksi tidak menghasilkan suatu pengetahuan yang baru, melainkan pernyataan kesimpulan yang konsisten dengan pernyataan dasarnya. Sebagai contoh kesimpulan-kesimpulan berikut sebenarnya adalah implikasi permintaan “ Bujur sangkar adalah segi empat sama sisi”
1. Suatu segi empat sama sisi-sisi horisontalnya tidak sama panjang dengan sisi tegak lurusnya bukan bujur sangkar
2. Semua bujur sangkar harus merupakan segi empat, tetapi tidak semua segi empat merupakan bujur sangkar
3. Jumlah sudut dalam bujur sangkar ialah 360 derajat
4. Jika sebuah bujur sangkar dibagi 2 dengan garis diagonal akan terjadi dua segi tiga sama kaki
5. Segitiga yang terbentuk itu merupakan segitiga sama sisi
6. Setiap yang terbentuk itu merupakan segitiga siku-siku
7. Setiap segitiga itu mempunyai dua sudut lancip yang besarnya 45 derajat
8. Jumlah sudut dalam segi tiga itu 180 derajat
Setiap pernyataan yang tercantum itu merupakan cara lain untuk mengungkapkan pernyataan diatasnya dengan konsisten. Pernyataan (2) merupakan mengungkapkan pernyataan diatas secara konsisten. Penrnyataan (2) merupakan implikasi pernyataan (1), pernyataan (3) merupakan implikasi pernyataan (2), dan seterusnya. Disinilah letak pembedaannya dengan penalaran induktif. Dalam penalaran induktif kesimpulan bukan merupakan implikasi data yang diamati artinya, kesimpulan mengenai fakta-fakta yang diamati tidak tersirat didalam fakta itu sendiri.
Dalam praktek, proses penulisan tidak dapat dipisahkan dari proses pemikiran/penalaran . tulisan adalah perwujudan hasil pemikiran/penalaran. Tulisan yang kacau mencerminkan pemikiran kacau. Karena itu, latihan keterampilan menulis pada hakikatnya adalah pembiasaan berpikir/bernalar secara tertib dalam bahasa yang tertib pula.

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tulisan sebagai hasil proses bernalar mungkin merupakan hasil deduksi,induksi, atau gabungan keduanya. Dengan demikian suatu paparan dapat bersifat deduktif,induktif atau gabungan keduanya. Dengan demikian suatu paparan dapat bersifat deduktif,induktif atau gabungan antara kedua sifat tersebut. Suatu tulisan yang bersifat deduktif dibuka dengan suatu pernyataan umum berupa kaidah, peraturan, teori, atau pernyataan umum lainnya. Selanjutnya pernyataan itu akan dikembangkan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Sebaliknya, suatu tulisan yang bersifat induktif dimulai dengan rincian-rincian dan diakhiri dengan suatu kesimpulan atau generalisasi. Gabungan antara keduanya dimulai dengan pernyataan umum yang diikuti dengan rincian-rincian dan akhirnya ditutup denga pengulangan pernyataan umu diatas.

Sumber :
Judul Buku : Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa
Penulis : Tim FS Undip
Kota diterbitkan : Semarang
Penerbit : Universitas Diponegoro
 
Tahun Penerbitan : 2007
Judul Buku : Ayo Belajar Berbahasa Indonesia
Penulis : Muhammad Darisman S.pd. dkk
Kota diterbitkan : Bogor
Penerbit : Yudhistira
 

0 comments:

Post a Comment

SAMPLE

SAMPLE

My studentsite

About this blog

My friends

Powered by Blogger.

Friends

Your Comments


ShoutMix chat widget